Visi Pendidikan 2035 Perdebatan Tentang Frasa Agama

Visi Pendidikan 2035 Perdebatan Tentang Frasa Agama

Visi pendidikan 2035 yang disusun dalam Peta Jalan Pendidikan banyak menuai perdebatan oleh sebagian besar kalangan di Indonesia. Salah satunya dengan adanya kritik yang disampaikan oleh pimpinan NU, Muhammadiyah, dan MUI terhadap visi pendidikan 2035 karena tidak dicantumkannya frasa agama.

Kritik dari ormas besar di Indonesia juga di dukung oleh wakil ketua MPR Hidayat Nur Wahid. “Sudah sewajarnya sejumlah ormas besar di Indonesia yang sangat peduli dengan konstitusi dan Pendidikan melakukan kritik keras,” Ucapnya pada saat di wawancarai oleh www sbobet88 berita permainan menggunakan uang asli

Wakil Ketua MPR ini menilai, tidak disebutkannya frasa agama berarti tidak sejalan dengan arah dasar UUD NRI 1945 dan UU Sisdiknas (UU Sistem Pendidikan Nasional). “Peta jalan yang salah, dikhawatirkan perjalanan proses pendidikanpun akan ikut salah dan pada akhirnya menuju kea rah yang salah karena tidak sesuai konstitusi, untuk itu harus direvisi,” kata Hidayat, di Jakarta, Selasa 9 Maret 2021.

Kritikan datang juga dari Wakil ketua Umum PPP Arsul Sani saat berada di depan salah satu kasino Judi Slot di kawasan Tanggerang , ia menilai Peta Jalan Pendidikan itu melanggar konstitusi jika frasa benar dihilangkan. “Ini bisa diartikan pemerintah dalam hal ini Kemendikbud RI telah melanggar konstitusi kita, yakni UUD Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945” Ujar Arsul dalam keterangan tertulis, Senin 8 Maret 2021.

Baca Juga : Pemerintah Akan Sediakan Tes Covid19 Genose Di Bioskop

Wakil ketua umum PPP ini mengutip bunyi Bab XIII tentang Pendidikan Dan Kebudayaan, Pasal 31, khususnyaayat 3 dan 4 UUD NRI Tahun 1945. Arsul menilai pasal tersebut berbunyi kalua pemerintah mengupayakan system pendidikan nasional sekaligus keimanan.

“Dalam ayat 4 tersebut, ditegaskan bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia,” katanya.

“Sedang di ayat 3-nya, ditegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,” lanjut Arsul.

Selain itu Kemendikbud menyatakan bahwa visi misi pendidikan yang tertuang dalam draf Peta Jalan Pendidikan 2035 masih berupa rancangan sehingga bukan tidak munkin untuk dilakukan penambahan materi pelajaran esport judi Slot Online guna membangun SDM yang berprestasi serta penambahan perubahan didalamnya.

Menurut Kepala Biro Humas dan Kerjasama Kemendikbud Hendarman sebagai respon dari kritikan dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir yang mempertanyakan frasa ‘agama’ pada visi misi pendidikan yang tengah digarap oleh Kemendikbud.

“Saat ini status Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 oleh Kemendikbud masih berupa rancangan yang terus disempurnakan,” ucap Hendarman selaku Kepala Biro Humas dan Kerjasama Kemendikbud kepada CNN Indonesia, Senin 8 Maret 2021.

Hendarman mengucapkan proses dari Peta Jalan Pendidikan dilakukan dengan menampung dan mendengar berbagai masukan dan kritikan dari berbagai pihak di lingkup pendidikan.

“Kemendikbud menyampaikan apresiasi setinggi – tingginya atas atensi berbagai kalangan demi penyempurnaan Peta Jalan Pendidikan 2020-2035 ini dan akan terus menyampaikan perkembangan terkait penyusunannya,” Ucapnya.

Di dalam draf Peta Jalan Pendidikan pun, sambung Hendarman, Kemendikbud mencantumkan profil Pelajar Pancasila yang digunakan sebagai kerangka untuk mencapai SDM unggul di lingkup pendidikan.

Hendarman Menjelaskan Profil Pelajar Pancasila salah satunya menargetkan karakter pelajar yang ‘beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia’. “Agama sangat esensial bagi kita, bangsa Indonesia dan karenanya kami refleksikan pada Profil Pelajar Pancasila. Kemendikbud tidak pernah berencana menghilangkan pelajaran agama. Pelajaran agama akan tetap ada,” ujarnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengaku bingung dengan perdebatan kata ‘agama’ yang tidak ada dalam visi pendidikan 2035 dalam Peta Jalan Pendidikan yang tengah di garap Kementeriannya sehingga banyak orang yang jadi gemar main game slot online dengan uang asli.

“Kemarin sempat ada polemik frasa ’agama’, dan pertamanya saya cukup bingung dengan polemik ini. Karena kenapa kita mengeluarkan Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah esensi tertinggi daripada keagamaan. Jadi saya kira itu terpenting,” ucapnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR, Rabu 10 Maret 2021.

“Tapi ternyata ada polemik baru jadi saya hanya ingin menjelaskan beberapa hal untuk masyarakat bisa tenang,”lanjutnya.

Melihat perdebatan tersebut mencuat, Nadiem mengatakan akan menuruti keinginan itu. Ia menekankan bahwa Pancasila dan Agama adalah nilai esensial dalam pendidikan di Indonesia.

“Kalau ada aspirasi dari masyarakat kata ‘agama’ itu penting dalam frasa itu, ya kita silakan masuk dalam peta jalan. Nggak masalah. Nggak perlu panik, nggak perlu menciptakan polemik, kita terbuka,” tuturnya

Nadiem menilai perdebatan tentang frasa ‘agama’ ini berkembang liar di masyarakat. Dia mengaku mendapat kabar di lapangan bahwa Kemendikbud akan menghapus pelajaran agama. Secara tegas hal itu ditepis oleh Nadiem.

“Saya kaget juga mendengarnya, bahwa ada rencana menghilangkan pelajaran agama. Kreatif sekali orangnya. Itu engga pernah ada rencana itu dan tidak pernah kita akan menghilangkan ajaran agama didalam kurikulum,” sambungnya.

Draf Peta Jalan Pendidikan per Mei 2020 menyebutkan Visi Pendidikan Indonesia 2035 adalah ‘membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar sumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan ninilai budaya Indonesia dan Pancasila’.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *